Mengatasi Masalah dalam Kehidupan

 

Setelah hari raya idul fitri satu bulan yang lalu dihadapkan lagi diawal babak baru disitu saatnya  kembali menjalin silaturrahim dengan tetangga, merajut hubungan sesam manusia  (habl min al-Nas) salah satunya dengan tetangga yang sudah lama bahkan telah banyak memberikan jasa dalam kehidupan penulis, saat waktu kuliah dahulu ia selalu memberikan pinjaman dan makanan ketika perut lapar dan haus.

Takkan hilang jasa itu apalagi bertemu disitu mulai saling sharing tukar pikiran hidup yang dialaminya dan saya diharapkan memberikan wejangan keagamaan yang dapat memberikan semangat dan motivasi hidupnya dimana diusia yang sudah tua itu banyak hal yang harus diingat dan menjadi pikiran normalnya diusia renta tersebut tidak banyak lagi pikiran yang membebaninya tapi apa boleh buat, nasib dan catatan takdir seperti itu kadang anak pun sering lupa kacang pada kulitnya

Sebagai seorang yang dekat dan tetangga saling menasihati dan memberikan pandangan adalah suatu kewajaran bahkan dianjurkan dan dilarang menghindar apalagi memutus silaturrahim bisa mengakibatkan putusnya rahmat dari Allah hal itulah yang menjadi satu pedoman untuk semuanya inti dari pembicaraan itu adalah bagaimana supaya masalah kehidupan ini bisa diatasi dengan baik dan diridhai oleh Allah segala kehidupan ini harus kita sandarkan pada Allah karena apabila tidak kehidupan akan menjadi sempit (معيشة ضنكا ) kalau berpaling dari Allah 

Setelah itu segala cobaan tadi seperti anak yang tidak mau manut, memang sebagai orang tua betapa pun anak tidak mau nurut ke orang tua kasih sayang itu tidak bisa diputus, karena kasih sayang tadilah menjadi pikiran terus dari seorang tua kepada anaknya hingga terbawa-bawa sampai kedalam selimut malam artinya siang malam hal itu tidak pernah lepas dari kehidupannya bahkan yang dikhawatirkan ialah menjadi penyakit apalagi sampai komplikasi karena rata-rata awal dari penyakit itu adalah karena pikiran, disinilah kadang seorang anak lupa akan hal tersebut sebagai baktinya ialah merawatnya di usia lanjut bukan membiarkannya sendiri dirumah apalagi sampai meminta uangnya hal itu menjadi tambah beban bagi si nenek tersebut.

Saya sarankan semua yang menjadi masalah tadi jangan terlalu dipikirkan tugas kita ini sebagai orang tua terus mengingatkan agar ia kembali sadar dan mengingat kewajibannya sebagai anak, dan masalah hidayah itu memang dari Allah namun kita tidak boleh henti-hentinya memohon pada Allah agar diberikan hidayah kepada anak kita tersebut.

Di usia lanjut seperti ini perbanyaklah ibadah kepada Allah agar hidup menjadi tenang hati menjadi lunak kalau lah hati telah tenang segudang masalah pun tidak akan menjadi beban pikiran dan hidup menjadi sehat dunia ini seperti Allah firmankan

و ما الحياة الدنيا الا متاع الغرور

Tiadalah kehidupan dunia ini kecuali kesenangan yang sementara

Toh, kita akan kembali kepada-Nya kenapa itu tidak kita persiapkan padahal disitulah yang abadi untuk kita semua, kita berharap pada Allah kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Lemparkan masalah tadi hanya kepada Allah berharap dan memintalah atas semua masalah kita agar hidup menjadi lapang dan luas jangan sampai meminta dan meminta perlindungan kepada selain Allah, dan yang utama shalat lima waktu jangan ditinggalkan ditambah lagi dengan shalat sunah lainnya agar doa-doa kita cepat diijabah oleh-Nya, setiap masalah kita jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongnya, bahkan sahabat Rasulullah Saw Huzaifah Ibn Al-Yaman, apabila beliau dihadapkan suatu masalah kesulitan, ujian beliau melaksanakan shalat.

Bahkan ujian itu menurut M. Qurasih Shihab adalah baik yang buruk adalah kegagalan dalam menghadapinya, disini bila kita tak sanggup dan pesimis dalamm menghadapi ujian sudah dikategorikan sebagai yang buruk bukan lagi insan yang baik.

Minta  hanya pada Allah kebaikan di dunia dan diakhirat doa-doa yang selalu dan sering kita panjatkan didalam shalat dan doa kita ialah

ربنا اتنا فى الدنيا حسنة وفى الاخرة حسنة و قنا عذاب النار


Posting Komentar

0 Komentar