Konsekuensi menjadi pemimpin

 


Berperan

Makna berperan tidak asing bagi kita semua selain berfungsi, bermanfaat terutama bermanfaat kepada semua orang sesuailah dengan apa yang disampaikan oleh Nabi kita Saw :

“ Sebaik-baik manusia adalah manusia yan bermanfaat kepada manusia lainnya”        

Konteksnya sangat luas, namun dibatasi pada satu dimensi saja yaitu kepemimpinan lebih spesifik lagi pemimpin di tengah masyarakat menjadi ketua RT yang paling tahu tentang siapa masyarakat itu sejatinya camat, bupati, gubernur, bahkan presiden pun minta data rakyat sejatinya minta data kepada RT, karena mereka setiap hari bahkan 24 Jam bertemu dan bercengkerama dengan sesama warga.

Tanpa ketua RT suatu masyarakat akan plin plan dan tuduh menuduh, bahkan paling ambruk kalau tidak ada pemimpinnya, Abuddin Nata menyebutkan antara masyarakat dan pemimpin saling membutuhkan pemimpin butuh kepada rakyat sebaliknya masyarakat butuh kepada pemimpin.

Tugas

Sebagi pemimpin terpilih ia tidak boleh hanya tersenyum dengan kemenangannya diatas surat suara pemilihan tetapi idealnya adalah rakyatnya bisa tersenyum diatas kesejahteraan, bukan menangis karena tidak bisa makan untuk sehari saja susah sekali. 

Membentuk struktur yang kompeten

Supaya tercapai kepemimpinan yang baik ketua terpilih harus mampu menjaring struktur yang berkompeten yang mampu menguasai bidangnya masing-masing, tidak baik bila memilih struktur karena adanya unsur yang lain selain kekompetensiannya. Karena dikhawatirkan roda pemerintahannya tidak ada perubahan yang baik kedepan. 

Membuat program

Program ini terutama harus mengacu kepad perwako (peraturan walikota) dahulu diindahkan, supaya tidak lari dari jalurnya kalaupun mau ditambah aturan-aturan baru tentu tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang sudah ada karena akan menjadi rancu nantinya. Pada initinya adalah kemaslahatan jika suatu kebijakan menguntungkan kepada rakyat tentu itu sah bahkan menjadi wajib.

 

 Merangkul

Ini yang lebih urgen diatas semuanya, sengaja dibuat diakhir tulisan ini karena pada akhirnya kalau tidak merangkul tidak akan bisa berjalan dengan baik rangkullah semua golongan baik golongan agama, suku, usia, pekerjaan, dan pendidikan bila mampu menyatukan bukan menyamakan maka cita-cita membangun kampung itu sudah 80 persen.

Posting Komentar

0 Komentar