Bermasyarakat

Bermasyarakat  

Oleh; Mara Ongku Hsb, MH
    


    Hidup bermasyarakat sudah menjadi lumrah ditengah masyarakat sehingga setiap orang sudah menjadi bagian dari masyarakat kalau tidak menjadi bagian dari mayarakat akan menjadi seperti orang asing bagi sebuah masyarakat, hal inilah yang mendorong semua personal untuk terlibat dalam kehidupan bermasyarakat dimana pun tempat tinggal seseorang, semua mengakui dengan hidup bermasyarakat hidup terasa tenang, beban berat bisa menjadi ringan seperti kita punya hajat ingin kenduri kalau tidak karena keterlibatan masyarakat hajat seseorang bisa jadi gagal. 
    Sebaliknya jika hidup kita sudah terlibat dalam kehidupan sosial kemasyarakatan segala hajatan seseorang sudah bisa dipastikan dapat berjalan dengan baik dan lancar, yang berat menjadi ringan karena sudah dikerjakan secara seksama atau secara berjamaah layaknya seperti orang shalat berjamaah diambil contoh, begitu pentingnya hidup dalam bermasyarakat untuk menjawab kehidupan masyarakat kita, dengan hidup bermasyarakat teman menjadi banyak silaturrahmi menjadi terbangun denan kokoh, bahkan jalan-jalan untuk menemukan mata pencaharian pun bisa lewat hidup bermasayarakat sayang rasanya kalau seseorang tidak aktif dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, hidup terasa mulus jalan terasa lurus walaupun ada tanjakan dan turunan tapi karena sudah dikerjakan bersama kesulitan itu sudah ditutup oleh kemudahan.
    Namun, betulkah kehidupan sosial masyarakat itu selamanya mulus jawabannya bisa mulus bisa putus yang namanya kehidupan berjamaah seperti itu yang kita saksikan dewasa ini kadang-kadang sesama tetangga tidak teguran bertahun-tahun, sosial kemasyarakatan tidak ikut lagi karena hanya masalah sepele, biasalah masalah kecil diperbesar masalah besar diperkecil itu kata orang-orang sekitar kita, kita hanya terdiam menghayati kehidupan yang sedang online ini kalau hidup offline berarti offlah hidup bermasyarakat.

    Agama bisa kita jadikan acuan dalam kehidupan bermasyarakat Nabi Muhammad Saw sudah memberikan contoh gambaran kehidupan bermasyarakat bagaimana Nabi Saw membanguan kehidupan masyarakat di Madinah mempersatukan kaum Aus dan Khajraz, memepersatukan kaum Yahudi dengan orang Madinah tidak memandang perbedaan yang penting dalam hidup bermasyarakat adalah persatuan harus dijunjung tinggi bukan egoisme yang dijunjung tinggi, tanggalkan keegoisan itu kalau masyarakat mau maju, tanggalkan sifat merasa pendapat kita yang benar, tanggalkan sifat-sifat yang ingin menang sendiri, ingin dipuji masyarakat cukuplah Allah Swt yang tau amal sosial kita, bangun kembali dalam diri masing-masing sifat-sifat simpatisme, solidaritas, loyalitas, gotong royong, dengan sendirinya masyarakat yang baik akan muncul sendiri ditengah kehidupan kita lihat kembali keluarga kita kita punya hubungan timbal balik dengan tetangga, masyarakat mengambil kata Sayyid Alwi al-Māliki al-mujtami’ al-sālih (masyarakat yang baik). Ada konsep masyarakat yang baik mengapa mengambil masyarakat yang penuh polemik, maka peran pemegang penguasa sangat penting dalam suksesnya sebuah masayarakat yaitu seorang pemimpin apakah dia sorang presiden, gubernur, bupati, camat, lurah, kepala desa, RW, RT dan kepala rumah tangga adalah sopir kendaraan menuju alamat tujuan kehidupan bermasyarakat yang ingin kita bina. http://maraongkuhsb.blogspot.com/bermasyarakat
    Seorang pemegang tali kekuasaan juga jangan lupa melibatkan warganya dalam segala hal urusan baik itu acara-acara diwarga lalui dengan musayawarah, sebagaimana menurut Nurcholish Madjid manusia itu dia selalu mempunyai potensi untuk baik dan benar justru kebenaran dan kebaikan itulah potensi original manusia yang dibawa dari lahirnya inilah yang menjadi dasar hak seseorang untuk didengar pendapatnya, kemudian hak itu terefleksikan dalam adanya kewajiban orang lain untuk mendengar “didengar” dan “ mendengar”adalah dasar mekanisme musyawarah. Seorang manusia tidak boleh hanya mengandalkan kemampuan dirinya sendiri ini adalah sikap tak tahu diri dan sombong, dia harus menyertai orang lain dalam mencari kebenaran itulah musyarah karena musyawarah ini diperlukan dalam perkara yang menyangkut kepentingan orang banyak atau masyarakat.
Jadi, sebuah musyawarah dalam masyarakat jangan  lalui dengan mansur (main surang) kata urang awak, seperti ini awal mulai membelah persatuan yang sudah dibungkus dan diikat dengan kuat, lihat juga bagaimana tatanan sistem tata negara kita hari ini yaitu sistem demokrasi ; dari rakyat oleh rakyat untuk raykat, rakyat kita prioritaskan kepentingan umum didahulukan diatas kepentingan pribadi bisa kita lihat kembali dasar negara kita sebagai acuan dalam kehidupan kemasyarakatan yaitu sila ketiga persatuan indonesia dan keempat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam permusyawaratan perwakilan, ini maknanya sangat mendalam sekali kalau kita bahas lagi secara khusus nantinya, jadi  bila masyarakat kita sudah berpecah belah tidak satu pendapat lagi tidak bersatu lagi dengan tidak sadar itu sudah bertentangan dengan pancasila dan agama.
    Dalam al-Qur’an surah al-Imran [3]:103, sebagai berikut : 

وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖ

          Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah        kamu bercerai berai. (Q.S. al-Imran [3]: 103). 

Dahulu pada masa Jahiliah mereka bermusuhan sehingga timbullah perang saudara beratus-ratus tahun lamanya, seperti perang antara kaum Aus dan Khazraj. Maka Allah telah mempersatukan hati mereka dengan datangnya Nabi Muhammad saw dan mereka telah masuk ke dalam agama Islam dengan berbondong-bondong. Allah telah mencabut dari hati mereka sifat dengki dan memadamkan dari mereka api permusuhan sehingga jadilah mereka orang-orang yang bersaudara dan saling mencintai menuju kebahagiaan bersama.
Itulah agama sudah memberi gambaran sekaligus pedoman untuk kita dalam kehidupan bermasyarakat untuk menuju kebahagiaan bersama tanggalkanlah sifat dengki dalam diri kita, dalam tafsir al-Tabari dijelaskan bahwa berpeganglah dengan sebab-sebab yang telah Allah tetapkan, dengan kata lain berpegang teguhlan kepada agama Allah yang diperintahkan oleh-Nya, bahwa perintah Allah tersebut harus kita pegang teguh jadikan pedoman dalam kehidupan bermsayarakat. Dan juga ikatan janji yang Allah nyatakan dalam kitab Allah yang diturunkan kepada kita, diantaranya bersatu diatas kebenaran dan menyerahkan diri kepada Allah Swt.  persatuan kita juga atas dasar kebenaran bukan jalan kesalahan atau kebatilan, kezaliman lainnya harus  diposisi kebenaran. Dan hidup berjamaah dalam kehidupan sosial.
Kalau kita sebagai pemimpin, Bawalah masyarakat kejalan yang sudah lurus hindari pertikaian antara pribadi dan kepentingan umum, yang namanya kerja untuk orang banyak atau masyarakat ini tidak selalu benar dimata masyarakat karena banyak sekali tim penilainya seperti penonton bola mereka hanya bisa berkomentar diluar lapangan yang inilah, itulah, suruh mereka yang maju mengelak dia, suara yang sorak-sorak itu hilang padahal sebelumnya banyak sekali kritikan-kritikan yang tajam dan pedas, dan memang menjadi seorang yang didepan itu harus siap dikritik karena itu bisa saja sebagai obat bagi kita dikala kepemimpinan kita sedang tidak sehat tapi obat itu harus difilter juga harus disaring ada obat yang sudah kadaluarsa jangan diminum lagi bisa berbahaya untuk kepentingan publik. Jadikanlah semua kritikan itu sebagai bahan pertimbangan bagi kita dengar dan disaring untuk perbaikan kehidupan bermasyarakat kita.  

   

Posting Komentar

1 Komentar