Rekonstruksi hari Pahlawan Nasional 10 November 1945 bagi generasi millenial

 

 

Hari ini tanggal 10 November 2020 merupakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia, yang tidak boleh dilupakan oleh warga negara Indonesia karena disitu tertulis jasa-jasa pahlawan yang tulus menginfakkan dirinya hanya untuk kepentingan bangsa Indonesia tidak layak bagi mereka disebut warga bangsa Indonesia jika mereka berani melupakan hal ini, jika kita berani merenungi dimalam hari secara sendiri siapkah, mampukah kita seperti mereka nyawa yang paling penting didunia mereka sudah berikan, bandingkan dengan pribadi kita, jika sudah kita renung ternyata hati membisik mungkin iya mungkin tidak ragu-ragu sudah telihat hipotesa sementara tidak mampu untuk melakukan seperti mereka, ikhlasnya tanpa pamrih.
Dalam peristiwa heroik ini Nurcholish Majid menyebutnya keberhasilan umat Islam menjalankan fungsinya sebagai pangkal tolak dan pengembang kesadaran kebangsaan, cinta tanah air, dan perlawanan kepada penjajah, perlawanan yang terjadi di Surabaya itu dapat dipandang sebagai puncak perlawanan fisik melawan kaum penjajah yang dinobatkan sebagai hari pahlawan, garis titik perlawanan disini tidak bisa dihilangkan dari peran santri atas dasar instruksi fatwa Hadlrat al-Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari yang menyatakan bahwa membela Republik adalah perang dijalan Allah, dan gugur dalam pembelaan tersebut adalah mati syahid. Sudah sewajarnya beliau diangkat sebagai pahlawan nasional, selanjutnya Bung Tomo juga seorang pahlwan nasional yang juga ikut peran dalam persitiwa heroik tersebut di Surabaya, Bung Tomo adalah sosok yang mampu menggerakkan massa melalui orasi, Bung Tomo merupakan ikon perlawanan bangsa menentang pasukan asing pada tahun 1945 di Surabaya,  menggunakan lafal takbir Allāh Akbar karena lafal suci itulah yang dapat dipahami dan menggugah semangat para prajurit santri yang bertempur, sehingga kemenangan ditangan  kanan negara Indonesia.
Fatwa KH, Hasyim Ayr’ari tersebut juga disebut sebagai Resolusi Jihad 22 Oktober 2020 resolusi inilah yang 18 hari kemudian membakar semangat kepahlawanan  arek-arek Surabaya dan sekitarnya pada 10 Novermber 1945 inilah puncak realisasi Resoluis tesebut yang hari ini diperingati, deklarasi seruan Jihad fi Sabilillah, setidaknya ada 3 poin penting dalam Resolui Jihad ini yaitu ; setiap muslim wajib memerangi orang kafir yang merintangi kemerdekaan Indonesia, kedua, pejuang yang mati dalam perang kemerdekaan layak disebut syuhada, ketiga, warga negara Indonesia yang memihak penjajah (compagni) dianggap sebagai pemecah belah persatuan nasional dan harus dihukum. Jadi umat Islam wajib hukumnya membela tanah air. Bahkan haram hukumnya mundur jika berhadapan dengan penjajah dalam radius 90 kilometer (jarak ini disesuaikan dengan dibolehkannya mengqashar shalat) diluar radius dianggap fardhu kifayah.
Peran ulama terhadap bangsa memang tidak bisa dipisahkan untuk mempertahankan kelangsungan negara republik Indonesia ini, siapa pun yang mencoba mulai merongrong negara kesatuan ini secara tidak sadar dia berhapadapan dengan ulama, santri, dan tokoh pergerakan, Indonesia diera millenial ini para santri, pemuda kaum millenial harus turun tangan meneruskan perjuangan revitalisasi gerakan lama yang mewarnai kesuksesan perjalanan bangsa ini, karena generasi muda merupakan generasi penerus (next generation), mereka harus dikaderisasi oleh senior-seniornya dimanapun lembaga, institusinya di Indonesia ini asal yang tujuannya positif selalu mengawal ketahanan dan stabilitas nasional berjalan dengan baik dan lancar tanpa melihat perbedaan suku, ras, agama, tetapi memprioritaskan misi yang sama yaitu menjaga Pancasila, Bhinnke Tunggal Ika, NKRI, dan UUD tidak ada yang boleh mengobrak abrik hal yang fundamental ini, sangat disayangkan beberapa hari yang terjadi kemaren adanya wacana dan bahkan sudah ditargetkan RUU tentang HIP (haluan Ideologi Pancasila) mereka tidak sadar yang merumuskan Pancasila itu adalah dasar konsensus dari berbagai ragam suku, agama, yang mempersatukan keutuhan bangsa ini, peran ulama ada disitu, peran ilmuan ada disitu, peran pejuang pahlawan ada disitu tiba-tiba mau direvisi, meskipun zaman berkembang pancasila itu sifatnya dinamis dia tidak statis tidak bisa menjawab perkembangan persoalan yang ada hari ini sehingga tidak ada alasan bagi mereka yang ingin merubah isi dari Pancasila tersebut. Terutup pintu untuk mereka yang mencoba merivisionis pancasila tersebut, sebagai buah dari perjuangan para founding father kita.
           Generasi kita harus mentransformasikan rekam jejak yang telah dibuktikan oleh para pahlawan kita, satu hal yang patut dipegang oleh yang merasa bagian dari bangsa ini adalah bahwa dibalik persitiwa-peristiwa itu terdapat sosok-sosok berjiwa besar (great personalitiesi), yang mempuyai karakter kuat, bercita-cita tinggi, dan rela berkorban untuk mencapai tujuan, mereka memanfaatkan momentun sejarah untuk mewujudkan apa yang menjadi gagasan mereka, merekalah yang menciptakan sejarah, marekalah yang mengubah Indonesia menjadi apa yang kita kenal sekarang, merek sudah mencicipi pahit manisnya perjuangan yang tanpa ada mereka menita balasan atas jasa mereka, perjuangan mereka sudah pasti dikenang sepanjang masa oleh generasi belakangan ini harus juga menyatukan misi seperti para pahlawan kita tanpa kenal lelah untuk kepentingan bangsa, mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi. Meninggalkan keluarga, istri anak tercinta demi untuk sebuah negara untuk masyakat lalu pantaskah bagi kita belakangan ini melakukan cipta karya yang dusta kepada negeri ini dengan membohongi diri sendiri didepan umum terlihat berjasa menolong rakyat, berjanji sepasti-pastinya namun bertolak belakang dengan apa yang disamapaikannya kini malah terjadi kerugian bagi diri sendiri dan masyarakat karena tidak lagi merasakan yang namanya kesejahteraan mereka hanya tahu defenisi kesejahteraan tetapi contoh kesejahteraan mereka tidak tahu karena jawabannya hanya ada dipemilik kekuasaan, rakyat hanya menonton dan melihat styel gaya mereka berkuasa.
           Masih rendahnya tingkatkan kejururan menandakan transformasi karakter para pahlawan belum mampu untuk dicerna dan dilakoni dalam kehidupan, seharusnya 75 tahun Indonesia merdeka kejujuran sudah membumi di jagat alam raya ini, tapi yang terpenting adalah tekad untuk menginstall tidak pudar dalam benak generasi mendatang sehingga harapan dan tujuan masih bisa diraih sepenuhnya, yang berujuang bangsa Indonesia rumah besar kita sudah tidak lagi sejajar dengan bangsa lain tetapi sudah diatas bangsa-bangsa yang lain, dengan tingginya pengetehuan teknologi anak bangsa dan cerdasnya ilmu pengetahun yang dibarengi dengan taqwa sebagai porosnya, hari ini teknologi yang kita genggam sehari-hari masih banyak produk-produk dari luar negeri alangkah amazingnya produk-produk yang kita konsumsi hari-hari adalah cipta karya dari anak bangsa, tapi secara perlahan itu sudah mulai dilakoni oleh generasi millenial hari ini pada intinya untuk menjebol itu semua adalah keberanian dan tekad yang kuat yang harus disandarkan kepada sang Khāliq pencipta alam, kedepan harapan kita tidak mau lagi melihat karakter anak-anak bangsa ditengah jalan tawuran memperlihatkan keberanian yang negatif mereka warnet-warnet ramai bukan mencari tugas daring tetapi mengabadikan diri sebagai gamers handal, de era pandemi covid-19 ini generasi millenial harus memunculkan jiwa-jiwa kepahlawanan kosntruktif, membuat kreasi-kreasi baru dalam menghdapai tantangan pandemi ini sudah mulai saja itu sudah menjadi bagian dari sumbangsih kepada negara ini apalagi sudah melakoni hingga profesional, dan yang lebih penting merdeka dari sifat ego diri kita sendiri merdeka melawan Covid-19  dihari pahwalan ini, semoga mereka para pahlawan kita mendapat ganjaran disisi Allah Swt, Amin,



Posting Komentar

0 Komentar