Hakikat dan filosofis Berqurban


Khutbah I Idul Adha 1442 H Masjid paripurna Al Ikhwan,  

اللّٰهُ أَكْبَرُ  9X، اللّٰهُ أَكْبَرُ  وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ

بسم الله والحمد لله والخير والشر بمشيعة الله اشهد ان لااله الا الله وحده لا شريك له و اشهد ان محمدا عبده ورسوله اولي الفضل والنضال
اللھم صل علي سيدنامحمد و علي اله وصحبه اجمعين
قال الله تعالي في القران العضيم اعوذ با لله من الشيطان الرجيم يايها الذين امنوا التقو الله حق تقاته ولا تموتن الا وانتم مسلمون
وقال  الله تعالي في اية الاخري اعوذ باللهمن الشيطان الرجيم و العصر ان الانسان لفي خسر الا الذين امنوا وعملو الصلحات وتوا صو بالحق وتواصو بالصبر


Puji Syukur senantiasa kita ucapkan kehadirat Allah Swt, Alhamdulillah kita masjh diberi nikmat kesehatan, dan kesempatan pada pagi hari ini, tetap kita utamkan protokol kesehatan sebagai ikhtiar dari kita semoga kita selalu diberikan kesehatan oleh Allah Swt

Shalawat salam kepada Nabi Muhammad Saw semoga kita juga mendapatkan syafaatnya di hari kemudian kelak, amin ya Robbal ‘alamin. 

Khatib mengajak kepada kita semua untuk selalu dan jangan bosan untuk selalu meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Swt, karena sebaik-baik bekal ialah bekal takwa. 

Hadirin wa al hadirat jamaah rahima kumullah 

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil Hamd.

Pada pagi yang cerah ini kita  bersama-sama disini melaksanakan shalat idul adha dan tentunya dilanjutkan dengan pemotongan hewan Qurban, suatu ibadah  yang sangat mulia disisi Allah Swt pada hari 10 zulhizzah ini umat Islam diseluruh dunia melaksanakn haji dan Qurban. 

Ibadah haji tahun ini memang  tidak seperti biasanya disebabkan oleh Pandemi yang melanda dunia hari ini, segala keterbatasan itu sampai pula kepada tanah air kita, sekalipun demikian tidaklah mengurangi semangat, niat harus tetap terjaga,  dan keinginan kita untuk pergi haji ke bayt Allah tetap kita tanamkan didalam setiap pribadi untuk bercita-cita kesana, karena itu merupakan perintah Allah bagi yang mampu dan merupakan rukun Islam yang kelima. 

وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا

yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana.

Kemudian, pada 10 zulhizzah ini kita melaksanakan ibadah Qurban merupakan perintah Allah didalam al-Qur’an sural al-Takastur [108]:2. Sebagai berikut:

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ

Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).

Dalam ayat ini Allah memerintahkan Nabi Muhammad Saw agar mengerjakan shalat dan menyembelih hewan Qurban karena Allah semata, hal ini sejalan dengan firman Allah Swt 

قُلْ اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ  ١٦٢  لَا شَرِيْكَ لَهٗ ۚوَبِذٰلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا۠ اَوَّلُ الْمُسْلِمِيْنَ   ١٦٣  

Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam, tidak ada sekutu bagi-Nya; dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri (muslim).” 

Hari raya Idul Adha yang juga disebut hari raya Kurban. Idul Adha mengajarkan kita tentang arti penting pengorbanan dengan cara mengeluarkan apa yang terbaik dari milik kita untuk disedekahkan di jalan Allah Swt. Yaitu dengan ibadah berqurban, 

Pada prinsipnya Ibadah Qurban sebagai wahana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Hewan kurban yang kita sembelih dan daging kurban yang kita bagi-bagikan pada dasarnya adalah bentuk ketaatan kita menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya, yaitu yang disebut dengan takwa. Allah Swt dalam Al-Qur'an Surat al-Hajj ayat 37 berfirman:


لَن يَنَالَ ٱللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَآؤُهَا وَلَٰكِن يَنَالُهُ ٱلتَّقْوَىٰ مِنكُمْ 

ۚArtinya: Allah tidak menerima dagingnya dan darahnya melainkan dari kurban itu Dia menerima taqwa dari kalian.

Seseorang yang berkurban sama halnya ia membuang jauh-jauh tabiat buruknya, sikap egoisnya, keserakahannya dan lain sebagainya. Orang yang mampu melakukan itu maka dirinya menjadi pribadi mulia sebagaimana ciri-ciri orang bertakwa. 


Ibadah Kurban mengingatkan kita kepada Nabiyullah Ibrahim as bersama putranya, Ismail. Ismail adalah putra tunggal Nabi Ibrahim yang telah bertahun-tahun dirindukan kehadirannya. Sebagai putra tunggal, Ismail sangat disayangi oleh kedua orang tuanya. Dalam suasana saling kasih sayang seperti itu, turunlah perintah dari Allah kepada sang ayah, yaitu Nabi Ibrahim, untuk melakukan kurban dengan menyembelih anak kandungnya sendiri, yaitu Ismail. Nabi Ibrahim as, dengan penuh ketaatan dan kepatuhan bersedia melaksanakan perintah itu, dan ketika diceritakan oleh Ibrahim kepada Ismail tentang adanya perintah dari Allah untuk menyembelihnya, Nabi Ismail tidak gentar sedikit pun juga. Ia rela menerima perintah itu dan meyakinkan ayahnya bahwa ia menerima perintah itu juga dengan penuh ketaatan dan kesabaran.  Keduanya dengan jelas telah sama-sama menunjukkan sikap ingin berkorban yang luar biasa besarnya.

Kita dapat membayangkan bagaimana kalau kita sendiri yang hanya mempunyai putra satu-satunya, dan anak satu-satunya, rela menyembelihnya demi untuk menjalankan perintah Allah Nabi Ibrahim dan putranya Ismail telah melaksanakan perintah itu dengan penuh ketaatan, penuh kerelaan, dan ketenangan serta penuh penyerahan diri. Pengorbanan yang dilakukan oleh kedua hamba Allah terebut merupakan ujian dan pengorbanan yang amat besar, yang tiada bandingan dan taranya dalam sejarah umat manusia sampai hari ini. Pengorbanan dan ujian yang beliau berdua lakukan itu kini tercatat dalam sejarah sebagai peristiwa yang diabadikan sepanjang masa, yang kita namakan Idul Qurban. Pengorbanan dan ujian seperti itu kiranya dapat kita tanamkan dalam hati sebagai pelajaran yang berharga. Sebaliknya, alangkah kecilnya ujian dan pengorbanan kita yang hanya mengorbankan sebagian dari apa yang kita miliki demi memenuhi perintah Allah dalam hari raya Kurban ini.


Hikmahnya kepada kita

Mesti dipahami, pertama, ketika Allah mengganti Ismail dengan seekor domba, itu berarti Allah memerintahkan untuk menyelamatkan manusia dari perilaku dan sifat yang tidak menghargai manusia, dan kemanusiaan, perilaku dan sifat seperti itu kerap terlihat terwujud dalam sikap menzalimi orang lain, menghalalkan segala cara dan mementingkan diri, atau cari aman sendiri. 

Kedua, ritual penyembelihan hewan Qurban menurut Imam al-Ghazali menyimbolkan penyembelihan sifat kehewanan manusia. 

Hikmahnya kepada kita saat ini dalam penyembelihan hewan Qurban bila kita lihat kisah tentang pengorbanan Nabi Ibrahim yang mentaati perintah Allah untuk menyembelih putranya Ismail tetapi kemudian Allah mengganti si anak semata Wayang dengan seekor domba, menjadi relevan atau cocok untuk direnungkan kembali nilai pentingnya yaitu terutama ketika manusia sedang menghadapi kesulitan baik akibat pandemic atau yang lainnya dan memerlukan solidaritas dan kerja sama. Tentu harus dijalani dengan sabar dan mengikhlaskan kepada Allah Swt.

بارك االله لي ولكم وجعلنا من المحفوظين والغانمين والمرزوقين

Khutbah II

اللّٰهُ أَكْبَرُ  اللّٰهُ أَكْبَرُ  اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ اللّٰهُ أَكْبَرُ اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ  وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ،

الحمد لله الذي هدانا لهذا وما كن لنهتدي لول ان هدانا الله 

 اَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللّٰهِ وَرَسُولُهُ، اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ المَيَامِيْنَ، وَالتَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ  أَمَّا بَعْدُ، فَأُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللّٰهِ عَزَّ وَجَلَّ وَاتَّقُوا اللّٰهَ تَعَالَى فِي هٰذَا الْيَوْمِ الْعَظِيمِ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ الطَّيِّبِيْنَ، وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ، أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ الصَّالحينَ اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ، اللّٰهُمَّ اجْعَلْ عِيْدَنَا هٰذَا سَعَادَةً وَتَلَاحُمًا، وَمَسَرَّةً وَتَرَاحُمًا، وَزِدْنَا فِيهِ طُمَأْنِينَةً وَأُلْفَةً، وَهَنَاءً وَمَحَبَّةً، وَأَعِدْهُ عَلَيْنَا بِالْخَيْرِ وَالرَّحَمَاتِ، وَالْيُمْنِ وَالْبَرَكَاتِ، اللّٰهُمَّ اجْعَلِ الْمَوَدَّةَ شِيمَتَنَا، وَبَذْلَ الْخَيْرِ لِلنَّاسِ دَأْبَنَا، اللّٰهُمَّ أَدِمِ السَّعَادَةَ عَلَى وَطَنِنَا، وَانْشُرِ الْبَهْجَةَ فِي بُيُوتِنَا، وَاحْفَظْنَا فِي أَهْلِينَا وَأَرْحَامِنَا، وَأَكْرِمْنَا بِكَرَمِكَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ مَعَ الْأَبْرَارِ، يَا عَزِيزُ يَا غَفَّارُ.

 عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ، وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، عِيْدٌ سَعِيْدٌ وَكُلُّ عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ 


Posting Komentar

0 Komentar